Kita berhenti.. Bukan untuk tinggal lama, hanya untuk singgah sampai siap berlari lagi.. Empat hari yang lalu, saya mendapat berkat atau musibah, tidak akan tahu mana yang lebih mendekati, tergantung cara kita memandangnya. Sebut saja berkat. Berkat ini membuat saya dipaksa berhenti, hampir berhenti total dari semua aktivitas, target, ambisi, emosi, interaksi. Rasanya seperti diasingkan, dan memang begitu keadaannya. Dalam pengasingan ini ada gejolak, pergulatan, yang kemudian pada titik tertentu saya disadarkan, oleh orang - orang di sekitar saya, Keluarga. Semesta begitu indah merangkai sebuah peristiwa menjadi sebuah refleksi. Bagi saya pemberhentian ini kembali mengingatkan saya mengenai banyak hal, tentang nilai - nilai yang seringkali terlupakan alih alih dengan kehidupan nyata. Kita sering lupa dengan kebaikan, ketulusan, kasih sayang, kedekatan emosional. Dalam keheningan pengasingan, Tuhan Allah memanggil dombanya (saya) yang tersesat untuk kembali berdialog, merenungkan ke
Comments
Post a Comment